Kita pernah,
menginjak lantai yang sama,
menatap langit-langit yang serupa,
memetik senar dengan melodi yang senada,
Kamu pernah,
melihatku dari balik kacamata bingkai hitam itu
merengkuh bahu dan seketika aman dan nyaman membelenggu
meraih tanganku yang mini ini dalam genggaman
Kita (pasti) pernah,
berada di tempat yang sama
berpijak di atas marmer senada
menuju bagian yang paling kau suka
kau suka pengetahuan, kau suka mengerjakan soal
Kau tanya kenapa aku bisa tahu?
Baguslah, bertambah lagi satu pengetahuanku tentangmu
Kita pernah melalui beberapa hal
bersama, bersama...
Dan akan melaluinya lagi,
kala pesanmu yang kukangeni itu tiba di ponselku
"Kita pergi yuk?"