2.11.2012

Sometimes

Sometimes

Some people are searching for the warmth

that they couldn’t find

Sometimes

People are ignoring the warmth

that they have got

Sometimes

We ignore the one that loved us

For the one that left

Sometimes

We hang on to yesterday

But keep praying for a better tomorrow

Sometimes

We want more and more

Without realize what we already have

Sometimes

We forget the fact

When we are too happy with fiction

2.09.2012

"Be Yourself" ?


Hi, fellas...
Hanya beberapa (2) hari lagi dan gue akan kembali menghadapi 2 minggu penuh dengan Try Out. Mungkin gue harus menyediakan persediaan kopi Hari Baik 2 kotak untuk menemani minggu-minggu pembuat stress tersebut dan persiapan waktu tidur yang akan semakin tereduksi. Baru masuk minggu ke-2 Februari dan gue nyaris tepar—kurang lebih seperti apa yang saat ini gue rasakan. Di mana kepala dan perut gue melakukan kudeta di dalam tubuh sana dan tidak menuruti keinginan pemiliknya (?).
Hari ini gue dibuat berpikir oleh beberapa orang di sekitar gue. Dan kemudian memunculkan pertanyaan seperti begini:
1. Apakah slogan/motto “Be Yourself” benar-benar bisa kita terapkan dalam keseharian kita?
Waktu SD sampai awal masuk SMP, gue pernah memakai motto ini sebagai motto hidup gue. Kenapa? Karena waktu itu gue berpikir motto tersebut sangatlah keren tanpa memikirkan kesulitan untuk berlaku seperti motto tersebut. And, what do I know back then?
Tapi, ketika umur gue semakin bertambah, dengan permasalahan hidup yang makin kompleks, gue merasa “Be Yourself” itu bener-bener Cuma omong kosong yang nggak pernah ada habisnya buat dikoar-koarin orang yang mungkin nggak pengen muka aslinya ketahuan. Menurut gue, setiap harinya, setiap manusia yang bermunculan di jalan, di sekolah, atau di tempat manapun, memakai sebuah topeng dan bersikap sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat sekitarnya walaupun mungkin dengan terpaksa. Seandainya mereka semua benar-benar menjadi dirinya sendiri, gue tidak tahu apakah besok dunia masih ada atau enggak.
Dan seorang teman berkata pada gue, bahwa traits yang ada dalam diri kita sebenarnya bukan benar-benar dari dalam diri kita tapi kita cenderung mendapatkannya dari orang-orang di sekitar kita. Dan gue berpikir bahwa itu ada benarnya. Sementara gue menangkap maksud dari “Be Yourself” itu kita benar-benar menjadi diri kita sendiri seutuhnya tanpa ada pengaruh sifat dari orang lain. Contoh, kalo emang aslinya lo gila, ya jadilah gila. Kalo emang lo jahat, ya jadilah jahat. Kan “Be Yourself” ceritanya. Namun, yang gue liat sekarang, yaaaa, lo nggak bisa melakukan apapun yang menjadi sifat lo sesuka lo. Kenapa? Karena kadang apa yang menjadi sifat kita, bukanlah yang diinginkan dan dicitak-citakan masyarakat sehingga konsep “Be Yourself” itu memudar. Digantikan topeng-topeng penuh senyum yang lo sendiri nggak yakin bahwa itu yang sejatinya mau lo ekspresiin. Dan lo tetep aja bilang “Be Yourself”.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tahu.
2.Apakah MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI ORANG LAIN dan MENJADI SEPERTI ORANG LAIN itu sama?
And another question I’ve got this afternoon because one of my friend. Eh enggak Cuma satu deh, ada dua atau tiga mungkin. Teman pertama berkata bahwa dengan memposisikan diri sebagai orang lain maka kita bisa melihat suatu masalah bukan Cuma dari diri kita, sehingga kita pun bisa membayangkan apa yang terjadi jika kita orang yang memiliki masalah tersebut. Ya, so far, gue pikir itu tindakan cukup bijak. Lalu tanpa sengaja gue menceritakan soal perkataan teman pertama pada teman kedua. Ia berkata (yang gue tangkep nih ya), memposisikan diri sebagai orang lain dan menjadi seperti orang lain itu sama di mana keduanya adalah kata kerja yang berbeda artinya. Tentu saja hal ini membuat gue tidak setuju. Teman ketiga berkata bahwa memposisikan diri lebih cenderung elo berada pada sudut pandang orang tersebut dan menjadi seperti orang lain itu adalah imitasi. Dan mereka berbeda. Got it?
Terkadang kita butuh memposisikan diri sebagai orang lain, supaya kita nggak gampang nge-judge orang sembarangan. Terkadang kita pun ingin meniru orang yang sifatnya lebih baik dari kita. Sejauh sifatnya emang baik dan berguna, kenapa enggak belajar? Bukan imitasi secara sepenuhnya lho ya.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tau -__-
Dan dalam kadar pikiran gue yang sepertinya sedang galau kronis atau stress berlebihan, atau apalah kalian boleh sebut, temen gue yang mengaspirasikan pendapatnya pun berkata, “Gimana kalo lo masuk filsafat aja, Le?”
Kepala gue langsung cenat-cenut mendengarnya.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tau!!!!

2.03.2012

Recommended

David Choi-Valentines

I see a couple strollin' down the street

They're so in love

There is not a worry

And to the clock they said goodbye

They ain't in a hurry


And sometimes I feel kind of lonely

Ask myself where is my one and only

Until she comes to me, I'll wait

Until then I shouldn't be feeling this way


Won't let no Valentine's get me down

Or when Christmas time comes around

Just cuz I'm alone right now

Don't mean I should hold a frown


Oh in the meantime love is here you'll find

The simple things that slip your mind

The joy of hope for better days

You know that love can find its ways

When you finally find the one who you can call your own

You can tell yourself the wait was worth it all

Cuz you got something here to last forever


I can smile cuz there's so much in store

The future holds for me more than I will ever know

Shouldn't make no room for feeling sad


Won't let no Valentine's get me down

Or when Christmas time comes around

Just cuz I'm alone right now

Don't mean I should hold a frown


Oh in the meantime love is here you'll find

The simple things that slip your mind

The joy of hope for better days

You know that love can find its ways


Lagu ini bercerita gimana perasaan seseorang yang berjalan sendirian melihat banyak pasangan yang lagi jalan-jalan berduaan di jalanan. Dan karena pemandangan itu, dia jadi ngerasa kalo dia lonely dan mulai bertanya sama dirinya sendiri, “Kapan ya gue ketemu sama the one and only­-nya gue?” Ini yang pernah jadi pertanyaan gue (sampai saat ini) dan untuk orang-orang di luar sana juga mungkin. Lalu, orang ini pun menyemangati dirinya sendiri, sampai the one-nya datang, dia bakal nunggu, dan nggak boleh ngerasa lonely gitu. Dia nggak akan ngebikin hari Valentine atau hari Natal (di mana harusnya dia ngerayain sama pasangannya) membuat dia jadi down. Karena dia masih single, nggak berarti dia harus bermuka masam ketika hari-hari itu datang. Dan dia yakin, cinta itu akan menemukan jalannya sendiri, ketika dia menemukan the one-nya suatu hari nanti, segala penantian itu akan jadi berarti, karena apa yang udah ditunggunya itu will last forever. Dan dia juga percaya kalo masa depan menyiapkan sesuatu buat dia, jadi, dia nggak perlu ngerasa sedih.

Kadang gue pribadi suka ngiri ngeliat temen gue yang Valentine itu ngasih cokelat ke pacarnya dan sebaliknya. Atau pas hari Natal mereka bisa ngerayain bareng-bareng (walaupun kedua perayaan itu lebih penting maknanya dibanding dengan siapa lo merayakannya). Dan muncullah pertanyaan-pertanyaan drama seperti di atas tadi. Dan lagu ini, mengingatkan gue untuk tetap berpikir positif. Karena apa yang udah gue tunggu, mungkin akan last forever (amin) dan akan worth the wait. Cinta akan menemukan jalannya sendiri, dan masa depan gue itu akan membukakan lebih banyak hal. Jadi, nggak harus galau dan ngerasa lonely deh :)


Lirik yang gue highlight itu adalah lirik yang menurut gue cukup optimis dibandingin sama lagu-lagu pop jaman sekarang yang isinya galau dan menceritakan kesendirian, dan membuat kita ikutan tenggelam dalam kesendirian itu (walaupun gue suka juga sih sama lagu-lagu mellow gitu). Sejak gue menemukan lagu ini dengan tidak sengaja di internet, gue berpikir kalo lagu ini bener-bener apa yang cewek-cewek galaukan. Gue pun sudah menceritakan secuil kisah gue di atas kan? Jangan galau teman-teman, karena...

The future holds for us more than we will ever know





























Dan seperti biasa, kadang menulis dan bicara lebih mudah dari prakteknya sehari-hari -_-