Hi, fellas...
Hanya beberapa (2) hari lagi dan gue akan kembali menghadapi 2 minggu penuh dengan Try Out. Mungkin gue harus menyediakan persediaan kopi Hari Baik 2 kotak untuk menemani minggu-minggu pembuat stress tersebut dan persiapan waktu tidur yang akan semakin tereduksi. Baru masuk minggu ke-2 Februari dan gue nyaris tepar—kurang lebih seperti apa yang saat ini gue rasakan. Di mana kepala dan perut gue melakukan kudeta di dalam tubuh sana dan tidak menuruti keinginan pemiliknya (?).
Hari ini gue dibuat berpikir oleh beberapa orang di sekitar gue. Dan kemudian memunculkan pertanyaan seperti begini:
1. Apakah slogan/motto “Be Yourself” benar-benar bisa kita terapkan dalam keseharian kita?
Waktu SD sampai awal masuk SMP, gue pernah memakai motto ini sebagai motto hidup gue. Kenapa? Karena waktu itu gue berpikir motto tersebut sangatlah keren tanpa memikirkan kesulitan untuk berlaku seperti motto tersebut. And, what do I know back then?
Tapi, ketika umur gue semakin bertambah, dengan permasalahan hidup yang makin kompleks, gue merasa “Be Yourself” itu bener-bener Cuma omong kosong yang nggak pernah ada habisnya buat dikoar-koarin orang yang mungkin nggak pengen muka aslinya ketahuan. Menurut gue, setiap harinya, setiap manusia yang bermunculan di jalan, di sekolah, atau di tempat manapun, memakai sebuah topeng dan bersikap sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat sekitarnya walaupun mungkin dengan terpaksa. Seandainya mereka semua benar-benar menjadi dirinya sendiri, gue tidak tahu apakah besok dunia masih ada atau enggak.
Dan seorang teman berkata pada gue, bahwa traits yang ada dalam diri kita sebenarnya bukan benar-benar dari dalam diri kita tapi kita cenderung mendapatkannya dari orang-orang di sekitar kita. Dan gue berpikir bahwa itu ada benarnya. Sementara gue menangkap maksud dari “Be Yourself” itu kita benar-benar menjadi diri kita sendiri seutuhnya tanpa ada pengaruh sifat dari orang lain. Contoh, kalo emang aslinya lo gila, ya jadilah gila. Kalo emang lo jahat, ya jadilah jahat. Kan “Be Yourself” ceritanya. Namun, yang gue liat sekarang, yaaaa, lo nggak bisa melakukan apapun yang menjadi sifat lo sesuka lo. Kenapa? Karena kadang apa yang menjadi sifat kita, bukanlah yang diinginkan dan dicitak-citakan masyarakat sehingga konsep “Be Yourself” itu memudar. Digantikan topeng-topeng penuh senyum yang lo sendiri nggak yakin bahwa itu yang sejatinya mau lo ekspresiin. Dan lo tetep aja bilang “Be Yourself”.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tahu.
2.Apakah MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI ORANG LAIN dan MENJADI SEPERTI ORANG LAIN itu sama?
And another question I’ve got this afternoon because one of my friend. Eh enggak Cuma satu deh, ada dua atau tiga mungkin. Teman pertama berkata bahwa dengan memposisikan diri sebagai orang lain maka kita bisa melihat suatu masalah bukan Cuma dari diri kita, sehingga kita pun bisa membayangkan apa yang terjadi jika kita orang yang memiliki masalah tersebut. Ya, so far, gue pikir itu tindakan cukup bijak. Lalu tanpa sengaja gue menceritakan soal perkataan teman pertama pada teman kedua. Ia berkata (yang gue tangkep nih ya), memposisikan diri sebagai orang lain dan menjadi seperti orang lain itu sama di mana keduanya adalah kata kerja yang berbeda artinya. Tentu saja hal ini membuat gue tidak setuju. Teman ketiga berkata bahwa memposisikan diri lebih cenderung elo berada pada sudut pandang orang tersebut dan menjadi seperti orang lain itu adalah imitasi. Dan mereka berbeda. Got it?
Terkadang kita butuh memposisikan diri sebagai orang lain, supaya kita nggak gampang nge-judge orang sembarangan. Terkadang kita pun ingin meniru orang yang sifatnya lebih baik dari kita. Sejauh sifatnya emang baik dan berguna, kenapa enggak belajar? Bukan imitasi secara sepenuhnya lho ya.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tau -__-
Dan dalam kadar pikiran gue yang sepertinya sedang galau kronis atau stress berlebihan, atau apalah kalian boleh sebut, temen gue yang mengaspirasikan pendapatnya pun berkata, “Gimana kalo lo masuk filsafat aja, Le?”
Kepala gue langsung cenat-cenut mendengarnya.
Gue ngomong apa sih? Gue juga nggak tau!!!!
No comments:
Post a Comment