7.26.2015

Dilan

Kemarin-kemarin saya habis melahap dua buku yang menceritakan seorang Dilan. Membaca Dilan membuat saya tertawa dan tersenyum sendiri. Duh, ada-ada saja laki-laki bernama Dilan. Memberikan hadiah berupa sebuah buku TTS yang sudah diisi kepada Milea, gadis yang ia sukai sebagai kado ulang tahun adalah bagian yang paling membuat saya tertawa. Dia mengisinya supaya Milea tidak perlu pusing lagi mengisinya.

Membaca Dilan membuat saya teringat akan seseorang. Membuat saya kembali tersenyum setiap kali mengingat sebuah percakapan kami di suatu hari.

A: Kamu pulang ke mana?
G: Ke Sragen.
A: Sragen? Minuman susu yang ada oatmealnya itu?
G: ...Ene*gen maksud kamu? -_-

Ah, saya ingin juga rasanya berkenalan dengan lelaki macam Dilan. Namun lelaki yang bercakap dengan saya pada hari itu, membuat saya merasa cukup saja saya kenal dia, tidak perlu si Dilan.

7.18.2015

Perjalanan

Aku sibuk bercumbu dengan segala rindu
Sembari menghitung waktu demi waktu
Kupeluk erat saja rindu itu
Dibiarkan tidak terucap dan tetap membisu

Sragen, 18 Juli 2015

Mungkin kita pernah berjumpa
Pada satu sore di satu masa
Mungkin kita tidak bertegur sapa
Karena tidak terbersit kita dapat saling menjadi makna

Mungkin dua pasang mata kita pernah saling beradu
Tapi delima masih terkekang oleh bisu
Mungkin... siapa yang tahu?
Mungkin kita pernah bertemu tapi mungkin tidak pernah saling tahu

Surakarta, 19 Juli 2015

7.06.2015

jadilah yang tetap
walau yang lain harus beranjak
terangilah jiwa yang gelap
rekatkanlah hati yang retak
--
Jakarta, 6 Juli 2015

7.04.2015

Malam melarut
Dingin memeluk
Dan tawa yang terbagi
Kuharap takkan terganti
Esok hari siapa yang tahu?
Sudahlah, berbahagialah hai jiwaku
Bahagia itu hari ini, saat ini, menit ini, detik ini
--
Jakarta, 4 Juli 2015