Membaca Dilan membuat saya teringat akan seseorang. Membuat saya kembali tersenyum setiap kali mengingat sebuah percakapan kami di suatu hari.
A: Kamu pulang ke mana?
G: Ke Sragen.
A: Sragen? Minuman susu yang ada oatmealnya itu?
G: ...Ene*gen maksud kamu? -_-
Ah, saya ingin juga rasanya berkenalan dengan lelaki macam Dilan. Namun lelaki yang bercakap dengan saya pada hari itu, membuat saya merasa cukup saja saya kenal dia, tidak perlu si Dilan.
No comments:
Post a Comment