12.07.2016

Crazy Little Thing Called Love

Akhir-akhir ini gue agak malas membuka media sosial. Sebagian besar orang mungkin punya kemalasan yang sama setelah adanya beragam kemelut yang banyak di-posting orang. Banyak pula posting yang isinya menyebarkan perbedaan prinsip kemudian berujung membangkitkan amarah pihak-pihak tertentu. Gue termasuk pihak yang jujur saja sempat tersulut kemarahan. Sempat, karena setelah gue melihat banyak sisi dan mendengar pendapat berbagai orang, gue merasa kemarahan bukanlah opsi yang tepat untuk menanggapi beragam hal yang terjadi akhir-akhir ini.

Tapi pagi ini, gue membaca satu bagian Firman Tuhan yang menusuk sekali. Rasanya kemarahan gue semacam ditumbuk-tumbuk (?) ketika baca ini:
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1 Yohanes 4:19 TB)
Wow. Kita mengasihi bukan karena orang yang kita kasihi baik sama kita. Kita mengasihi bukan karena orang yang kita kasihi itu kenal sama kita. Tapi kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Kita baru bisa mengasihi ketika Allah itu tinggal berhuni di dalam kita. Kita mengasihi sebagai wujud dari Dia yang tinggal dalam kita, Dia yang lebih dahulu mengasihi kita. Dengan kasih, Allah mau supaya anak-anakNya memancarkan Dia, Dia yang kasih. Pada siapa? Pada siapa saja. Bahkan pada orang-orang yang kita pikir nggak berhak menerima kasih, entah karena menyakiti hati kita, atau karena menganiaya kita.

Dengan kasih, kita menutupi banyak sekali pelanggaran. Bukan berarti ada sebuah kesalahan kemudian kita tutupi. Tapi kita dapat mengampuni dengan kasih. Sumber segala kemarahan dan kekecewaan kita itu seringkali berasal dari ketidak mampuan kita untuk mengampuni. Kasih membuat kita dimampukan, diberikan kemauan untuk mengampuni, walaupun kelihatannya sulit. Tapi kasih selalu punya cara.

Di tengah-tengah situasi saat ini, sulit pasti untuk menunjukkan kasih lewat kebaikan pada orang-orang, tapi ketika apa yang dilakukan based on love, selalu ada cara untuk menunjukkan kebaikan tersebut pada orang lain. Gak sekedar sama orang yang kita kenal, gak sekedar sama saudara seiman, tapi bahkan pada orang yang bukan seiman pun.

Kemarahan gak akan menyelesaikan suatu masalah. Kemarahan hanya akan membangkitkan amarah yang lainnya. Tetapi satu hal bernama kasih, sanggup buat meredakan amarah, sanggup untuk terus memancarkan kebaikan, selalu punya cara untuk memancarkan Dia dan semua hal yang baik dan benar...

I think, this is why people said, "Crazy little thing called love." Because love can make you forgive what others say can't, love can make you do everything others say can't. That's how crazy love is. 

And my God, is The Love itself.