Kalau gue bercermin ke tahun 2016, gue merasa banyak hal yang kecil-kecil namun indah sekali. Sayangnya, gue nggak sempat merenung pada malam tahun baru atau mengingat kejadian lampau pada malam-malam sebelumnya. Gue baru bisa melakukan ini dalam perjalanan sepulang dari gereja dan saat perjalanan pergi ke satu tempat pada tanggal 1.
Mengingat 2016, gue menyadari sebagai manusia gue merasa masih sangat kurang. Resolusi yang gue tuliskan di awal tahun akhirnya harus menghilang di tengah-tengah karena gue tidak giat (jujur) dan memang belum punya kesempatan. Baru malam hari ini gue menyadari bahwa resolusi yang gue tuliskan itu sebenarnya ambisi sendiri berkedok resolusi. Tidak digumulkan, cuma didoakan setelah menulis supaya dilancarkan oleh Tuhan. Ada beberapa yang gue pikir saat ini, mungkin gue tulis hal tersebut karena gue iri pada pencapaian orang lain, ada resolusi yang gue tulis terlalu muluk, percaya gue bisa tapi berujung dengan gue bersandar pada kekuatan sendiri dan gagal, ada resolusi yang gue tulis hanya karena gue ingin, tapi tanpa tahu apa tujuannya. Let me tell you, when you don't have something called purpose, ambyar sudah semua resolusimu, nak.
Dari sekian banyak canda tawa air mata pada tahun 2016, ada beberapa hal yang gue ingat...
1. Gue bisa
2. Menyandang gelar sarjana.
3. Belum lulus, sudah bekerja. Ya walaupun gue sebelumnya mengajar, tapi ini gue beneran dipekerjakan di perusahaan. Perusahaan komik dan nanti bakal bikin webtoon. Pekerjaan gue berawal dari jadi freelancer dan kemudian sekarang sudah jadi penerjemah kontrak. Gue mulai bekerja April 2016 dan... senang dapat berada di lingkungan yang friendly dan welcome. Bahkan bosnya baik sekali :")
4. Baru ingat juga, Tuhan memperkenankan untuk gue menjadi speaker (bukan, bukan benda berwarna hitam itu) pada sebuah acara di SMP gue. Gue yang cuma butiran debu kosmos diminta mengajarkan anak-anak SMP tentang sebuah tujuan (yang mana kadang aja gue merasa masih gagal mencapai tujuan, huft). Intinya sih sebenernya lebih ke sharing pengalaman pribadi tentang bagaimana dulu gue belajar dan lain-lain.
5. Selain jadi speaker, pelayanan ini kemudian berlanjut di acara retreat SMP pada bulan September 2016. Awalnya ditawari, sempet galau, kemudian temen gue mendukung buat ikut. Akhirnya gue iyakan. Gue menjadi pemimpin kamar untuk putri-putri kelas 8 dengan latar belakang macam-macam. Main-main sama anak SMP (membuat gue merasa awet muda) dan ya luar biasa pokoknya lah.
6. Dikirimi e-mail oleh FIFA. Yap.. gue tau mungkin ini hanya e-mail yang juga dikirim ke ratusan ribu orang bakal calon volunteer untuk Piala Dunia 2018. Tapi... gue bahagia melihat e-mail dari FIFA sempat mampir ke kotak masuk gue :")
Gue nggak bisa mengingat hal lainnya, ini adalah enam hal yang paling berkesan buat gue selama 2016. Gue juga nggak akan bisa menggapai semua ini kalau nggak karena anugerah-Nya.
Jujur, malam ini gue jadi kepikiran. Selama ini resolusi yang gue buat kayaknya nggak pakai acara nanya Tuhan. Maunya bikin, Tuhan tinggal accept aja. Bantu lancarkan. Seringkali kita maunya "inginku" dan bukan "ingin-Nya". Lupa kita nanya "Tuhan, tahun ini, Kau mau memakaiku untuk apa?". Gue kepikiran ini setelah pembacaan Firman Tuhan kemarin.
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36 TB)Tercipta sebab karena Tuhan, untuk Tuhan, dan kepada Tuhan. Demikianlah diri ini seharusnya. Bukan lagi aku, tapi Dia. Bukan lagi inginku, tapi ingin-Nya. Bahwa segala yang keinginan gue seharusnya berlandaskan keinginanNya, makanya kudu tanya, bukan sekedar buat acc.
Jadi, tahun ini lo mau ngapain Le? Semoga segera diterangi untuk tahu apa yang harus dilakukan bagiNya pada tahun 2017 ini.
No comments:
Post a Comment