6.19.2016

Kata Pengantar (Tidak Resmi)

Tuhan beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. (2 Tawarikh 15:2)
--
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu. (2 Tawarikh 15:7)
--
Gue menulis dua ayat Alkitab tersebut berbulan-bulan lalu di dinding, ketika gue sedang galau-galaunya mengerjakan skripsi. Baca buku tidak membantu, mau nulis nggak punya inspirasi, dan nonton film yang menjadi objek penelitian gue pun tidak membantu. Kesibukan gue bertambah dengan kerja paruh waktu sehingga gue nggak bisa sering-sering ke kampus dan bertemu dosen pembimbing. Gue sampai berpikir apakah gue bisa sidang semester ini, apakah yang akan terjadi kalau ternyata gue sampai harus menambah satu semester lagi? Pokoknya stagnan sekali rasanya skripsi ini. 

Jeleknya gue adalah kalau sudah lelah, gue akan lari. Gue berlari ke pekerjaan gue, gue tidur banyak-banyak, gue makan, pokoknya ada masa gue tidak menulis skripsi sampai satu atau dua minggu. Tapi gue tahu Tuhan nggak mau domba bandel satu ini menyerah. Maka Ia bukakan ayat tersebut pada gue dan ya, ada semangat lagi, somehow I feel my heart said, "Le, mau sampai kapan santai-santai? Ada upah, Le. Perjuangan kamu nggak akan sia-sia." Kalimat itu menampol gue sehingga gue kembali memulai, walau ada saat ketika gue jatuh lagi, males lagi, tapi toh akhirnya gue akan kembali bangkit, mengingat Ia ngasih kekuatan untuk gue kembali berjalan.

Lalu, terjadilah hari paling mendebarkan nomor sekian dalam hidup gue, yaitu 14 Juni 2016. Penentuan apakah nama gue akan tambah berat atau tidak haha... Hasilnya... Puji Tuhan... nama dan kewajiban tambah berat hehe... Nilai yang diberikan juga sesungguhnya tidak sepadan mengingat kemalasan gue dan kesibukan gue sehingga waktu gue tidak tercurah untuk si tugas akhir, tapi mungkin inilah yang Tuhan perbolehkan terjadi :")

Jadi, post hari ini akan gue dedikasikan untuk orang-orang yang telah mendukung gue dengan doa, dengan datang di hari sidang, dan dengan cara apapun :") Nama-nama mereka tidak mungkin cukup dimuat dalam kata pengantar yang akan gue tuliskan untuk skripsi gue :")

  • Adek. Terimakasih untuk pelukan, kasih, semangat, doa, sarannya yang lucu, sampai lawakannya seminggu sebelum gue sidang, "Cici, kamu salah apa sampai harus disidang?" :")
  • Papy Mamy. Terimakasih Papy yang sudah jemput malam-malam setiap kali Cici habis skripsian di kampus atau di tempat lain, terimakasih Mamy sudah menyuplai makanan supaya Cici punya tenaga dan terutama terimakasih untuk doa, dukungan, semangat, dan sarannya untuk membuat skripsi yang walau susah dan pernah saya sesali untuk ikuti, but thank you.
  • Tim #TidakAda16MeiTahunIni alias geng skripsi 2012: Imam, teman sepenantian gue yang murah dan baik hatinya, Kak Inta, yang selalu dicurhatin setiap ada masalah akademis maupun kegalauan non akademis, Redita, si anak ambis yang sudah bimbingan dari semester enam, Ana, teman galau akademis maupun non akademis, Diana, Unun, Bunga, Olla, Deni, Shasha, Kak Mei, Nenek, pihak-pihak yang sudah jadi teman kaget bersama selama masa penulisan, dan untuk Devina, semoga sehat selalu dan tetap semangat! Kami mendukungmu! :)
  • Kelompok Wanita Tegar: Fionna, yang menjelang sidang gue kirimin PPT dan VN latihan presentasi supaya dikasih saran :"), Gitta, yang menemani dan mendandani, makasih green tea-nya dan dandan gratisnya :"")), Shofi si anak sibuk yang sudah menyemengati untuk tetap tegar. Plus Redita yang sudah disebut di atas.
  • Lely, sobatku yang juga sedang membuat tugas akhir dan akan segera sidang, terimakasih udah mendoakan dan menyemangati, mendukung dan selalu jadi teman diskusi malam-malam. Untuk Jason, Pak Yus, dan dedek-dedek yang sempet main ke UI di saat gue lagi mentok-mentoknya mikirin skripsi, terimakasih untuk refreshing singkatnya :D 
  • Kakak Dyna, Kakak Ninim, dan Kak Lita yang sudah menjawab pertanyaan, meredakan kegalauan, meminjamkan skripsi dan PPT untuk sidang skripsi, kata terimakasih nggak cukup untuk membalas kebaikan hati kakak-kakak, kayaknya :") Terimakasih untuk Koko yang udah telepon sore-sore macem sales asuransi untuk mengucapkan selamat, terimakasih untuk kakak-kakak BKK lainnya yang sudah menyemangati juga :D Teman-teman BKK 2012, yang selalu mendukung dan mendoakan kami di manapun, juga yang sudah membantu kami saat sidang, memberi cemilan, apapun bentuk dukungan kalian, terimakasih. Untuk BKK 2013 dan Fray yang udah pindah planet untuk mendukung, terimakasih untuk dukungan doanya, juga kepada BKK 2014 dan 2015, terimakasih untuk dukungan dan semangatnya di socmed maupun ketika bertemu langsung. 
  • Untuk Lady, teman pertamaku yang ketemu pas daftar ulang pas baru jadi camaba :") terimakasih buat doanya, terimakasih udah dateng serta ngasih coklat pas sidang, semoga sukses juga sidangnya ya :") Untuk Anggita, teman empat tahun yang tidak pernah foto bersama, terimakasih udah menyemangati dan udah ngasih liat PPT-nya :") Untuk Sella, selamat udah jadi sarjana arsitektur! Thanks udah dateng dan ngasih coklat juga dan maaf gak bisa dateng pas lu sidang, besok-besok kita ketemu lagi yaa :) Untuk Afung, yang udah nyemangatin, sukses juga sidangnya :) 
  • Untuk teman-teman PO FIB UI yang tidak bisa disebutkan satu-satu, terimakasih sudah mendukung dalam doa dan menyemangati, untuk TKK dan PKK-ku, terimakasih doa dan semangatnya serta sharingnya :) 
  • Untuk Anisa yang juga sudah menyemangati, Gaby yang lupa gue kabari bakal sidang, Dila dan Indri, semoga kalian baik-baik. Untuk dia yang sudah membantu membuat slide untuk presentasi, mendengarkan latihan presentasi, ngasih saran, menjadi teman berdoa, dan memberi semangat. Sukses sidangnya yap! Untuk Nathan, sepupu yang menjadi teman diskusi mainstream maupun anti-mainstream, thanks for your pray, bro. Untuk teman-teman pelayanan SM, terimakasih atas pengertiannya.
  • Kepada pihak-pihak lain yang membantu gue dalam doa dan gue mungkin tidak tahu, orang terkasih, terdekat ataupun dekat namun jauh (?),saya menuliskan ini untuk kalian dan berterimakasih, semoga Tuhan membalas kebaikan hati kalian. Saya menuliskan ini bukan berdasarkan urutan siapa yang paling berarti, kalian sama berartinya buat saya #ciegitu. Terutama saya mengucap syukur kepada DIA, Pencipta yang setia :)
Untuk menutup post super panjang ini, perkenankanlah gue untuk memperlihatkan wajah-wajah sumringah lepas sidang haha...
Hari pertama: 13 Juni 2016

Foto ala-ala kloter pertama

Sumringahnya kloter kedua

Ceria~ lupa revisi
Setelah skripsi terbitlah revisi,
sampai jumpa, besok bertemu kembali.

6.11.2016

To Die is To Live

"Mematikan" keinginan.
"Mematikan" harapan.
"Mematikan" segala yang berhubungan dengan keegoisan.
"Mematikan" untuk menghidupkan.
---

6.09.2016

The Day

Aku minta duapuluh
Tapi Ia berkata tujuh saja cukup
Aku lari berbasah peluh
Ia bilang mendekat, kasihKu melingkup
--
14 Juni. 10.00-10.50.

6.06.2016

Berakar.

Gue sedang dalam masa-masa menyelesaikan tugas akhir. Gue merasa bodoh setelah menulis skripsi ini. Gue mendadak nggak bisa mengamalkan ilmu yang sudah gue dapat empat tahun belakangan. Gue merasa makin banyak gue baca, semakin gue nggak mengerti apa yang mau gue tulis. Gue stress. Nggak bisa makan. Tidur nggak tenang. Khawatir, takut, mikir negatif... di saat begini gue merasa... di mana sukacita yang Ia janjikan?

Di saat teman-teman yang lain sudah mendapat tandatangan dosen pembimbing di atas draf final skripsinya, gue masih berusaha menyelesaikan apa yang sudah gue pilih. Belum gila, tapi gue merasakan sesuatu yang salah dalam hidup dan hati gue akhir-akhir ini. Entah bagaimana gue kehilangan sukacita. Gue kehilangan semangat. Kehilangan rasa optimis. Gue dengan mudahnya nyemangatin orang, memberi kata-kata yang kedengeran bijak, tapi ketika gue bercermin... suara dalam hati semacam berkata "Semangatin orang terus, semangatin diri sendiri kok nggak bisa?"

Gue pernah baca satu ayat Alkitab yang terbuka secara nggak sengaja saat gue lagi saat teduh.
Kamu telah menerima Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:6-7)
Waktu gue baca ini saat itu, gue nggak ngerti. Gue tahu kita harus melekat sama Dia. Tapi berakar? Kenapa harus berakar?

Kemudian tibalah masa-masa kegelapan tak tentu arah gue yang sebenarnya masih berlangsung sampai pada saat gue menulis postingan ini.

Gue terpikirkan ayat ini dan kemudian gue terpikirkan satu ungkapan lain, "Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup menerpanya." dan gue terpikirkan akan kata "berakar". Gue terkesiap. Gue berpikir bahwa inilah yang dimaksud dengan berakar. Kita butuh berakar di dalam DIA karena kita butuh dasar yang kuat untuk tumbuh dan teguh berdiri. Seperti sebuah pohon, ketika pohon tersebut menanamkan akarnya pada tanah yang kuat, banyak zat hara, pohon tersebut juga dapat tumbuh kuat. Akarnya tertanam kuat dalam tanah tersebut. Semakin besar pohon tersebut tumbuh, semakin kencang angin yang menimpanya. Semakin besar risiko dia untuk tumbang, kalau akarnya tidak kuat menancap dalam tanah tersebut. Tapi, kalau pohon tersebut berakar dengan kuat ke tanah, sekuat apapun angin menerpa, pohon itu nggak perlu kuatir akan tumbang karena akarnya menancap pada tanah yang kuat dan mampu men-support tubuhnya.

Semakin kita mendekat sama Tuhan, itu gak serta merta membuat kita lepas begitu aja dari cobaan dan penderitaan. Tapi justru kita semakin 'baper' oleh karena pencobaan dan penderitaan yang ada. Banyak hal yang akan menggoda kita untuk jauh dari DIA, dan tumbang, kalau kita tidak kuat berakar di dalamNya. Saat itulah gue menyadari bahwa inilah pentingnya kita berakar di dalam DIA. Untuk tetap teguh berdiri dalam kepercayaan dan iman kita, sehingga saat cobaan menyerang, kita tetap kuat berdiri dan tetap melimpah dengan ucapan syukur karena masih ada DIA yang mendukung kita dalam segala keadaan.

Biar ini jadi peringatan dan ayat hafalan buat gue dalam menjalani masa-masa menyelesaikan tugas akhir ini.