Hari ini, setelah mendapat kabar yang membuat gue kecewa dan merasa "Well, siapalah gue, bukan orang penting, dan juga tidak spesial.", pada saat itu, tanpa terduga terputar sebuah lagu yang sudah sering didengar orang. Above All. Gue terpana pada bagian liriknya yang berbunyi:
You lived to die
Rejected and alone
Like a rose trampled on the ground
You took the fall
and thought of me
Above all
Man. He is rejected and alone. Yet, He still took the fall and put the thought of me, above all. Gue nggak bisa ngebayangin seandainya Ia menolak untuk ditolak dan ditinggalkan sendirian, seandainya Ia menolak untuk mengosongkan diriNya supaya bisa menyelamatkan manusia...
Perenungan gue adalah bahwa Ia yang adalah Anak Allah pun ditolak, ditinggalkan, dan Ia tidak mengeluh. Padahal Ia jauh lebih tinggi stratanya dari gue. Dia mungkin nggak ngerasa diriNya perlu diperlakukan secara spesial saat ada di dunia tapi Ia justru menaruh pikiran tentang manusia di atas segala hal dan memikul salibNya. This is beautiful and strengthened my heart. Siapa gue harus diperlakukan spesial dan mementingkan diri sendiri? Mengingat diriNya pun ditolak dan sendirian.
Ada sebaris lirik lagu yang membuat hati gue tercekat saat retreat di awal bulan Juli yang lalu, lirik itu berbunyi:
Tuhan b'rilah penghiburan, itu cukup bagiku,
mengenang Tuhan di dunia, lebih piatu dariku.