Gue sedang berkomunikasi dengan seorang teman yang sudah lama tidak gue temui. Dia termasuk teman diskusi gue yang paling asik sekaligus teman yang gue maksud dalam hal yang membuat gue marah itu hehe... ironis ya?
Gue menawarkan dia sebuah pelayanan pada awalnya dan ujung-ujungnya kita malah membahas hal yang paling sensitif (menurut gue) dan sebenarnya paling nggak mau gue bahas.
Ia awalnya berada dalam sebuah lingkungan yang sama dengan gue. Di mata gue, dia termasuk salah satu sosok yang berpengaruh di lingkungan awal ini. Sampai suatu kali, ia berkata bahwa ia akan keluar dari lingkungan ini. Bersamaan dengan keluarnya dia, keluar pula beberapa orang yang gue tahu cukup dekat dengan dia. Hal yang membuat gue marah adalah saat dimana dulu ia ikut mempertanyakan dan ikut membicarakan orang-orang yang keluar dari lingkungan ini. Dan ia berujung menjadi orang yang sama juga. Gue kecewa. Tapi mungkin kekecewaan gue hanya karena gue akan merasa ditinggalkan sendirian dengan hal-hal yang bermasalah ini.
Tapi, sejak semalam gue merenungkan, kemarahan gue ini sia-sia. Karena pada intinya, dia menyatakan bahwa saat ini dia sudah berada di lingkungan baru yang mampu membuatnya bertumbuh dan mampu membuatnya belajar lebih banyak dibandingkan di lingkungan awal kami. Ia bercerita kalo dia keluar dari tempat sebelumnya karena ia tidak bertumbuh dan tidak punya sosok untuk dipanut. Dan sejujurnya, gue lega mendengarnya. Ia keluar untuk sesuatu yang lebih baik. Kemarahan gue pun jadi sia-sia saja. Kemarahan gue padanya (dan pada mereka) tidak membawa gue lebih baik, malah membawa gue berpikiran negatif, bahkan sempet mikir yang bukan-bukan soal dia. Kemarahan gue tergantikan dengan kelegaan.
Gue sekaligus merasa ditegur juga. Gue cuma bisa marah tanpa bisa melampiaskannya pada hal-hal yang baik. Gue cuma bisa marah, tanpa bisa melihat secara objektif apa alasan seseorang melakukan sebuah hal. And He once again asked me back, "Masih mau marah-marah lagi padahal kamu tau temenmu sekarang keadaannya jauh lebih baik?"
--
Maaf ya, bro. Kalau gue pun sebenarnya sempat berpikir yang bukan-bukan.
Good luck there, bro!
God bless you. :)
No comments:
Post a Comment