Papy : Cici, kok kamu makan dikit sih?
Gue : Iya, perutnya lagi nggak enak.
Mamy : Iya, Py. Dia mah makannya sedikit. Lagi berbunga-bunga, makanya kenyang terus.
Gue : *ketawa datar*
Papy : Jangan terlalu berbunga-bunga, nanti kamu lepas kendali.
Gue : *keselek nasi padang*
Lepas kendali. Ya, gue merasa gue sudah lepas kendali belakangan ini. Lepas kendali dalam hal emosi. Gue nggak mau terlalu membawa dan dikendalikan oleh emosi gue sekarang, karena emosi gue lebih sering salah daripada benarnya.
Kata-kata Papy yang ini perlu gue catat dalam hati bahkan gue kalungkan di leher gue setiap saat.
Ada lagi sebuah kalimat yang beliau lontarkan:
Jangan sampai gentong yang menghampiri gayung.
Intinya, yang gue terjemahkan dari kalimat ini adalah baiklah ia yang menghampiri dan gue tetap dalam sunyi. Gak grasa grusu, dan menunggu dengan tenang. Well, ini juga gue setuju.
Petuah yang gue dapet akhir-akhir ini diucapkan seolah orangtua gue tahu kalau anaknya ini gampang kebawa perasaan sehingga ya... jadi menghampiri gayung (#apalah). Tapi gue setuju dengan Papy, karena memang sudah seharusnyalah demikian seperti kata beliau.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
ReplyDeleteItu sebuah petuah ya? Lebih mirip nasihat.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬