7.24.2017

'Remeh-Receh' Thing

I've once wrote this sentence in my timeline few months ago:
"God is working even in the small-remeh-receh-thing."
Kata receh semakin sering digunakan oleh orang-orang, namun penggunaannya mengalami pergeseran makna. Awalnya receh sering disebutkan ketika bicara tentang uang, namun sekarang masalah dan bercandaan ditambahkan kata receh di belakangnya untuk mengungkapkan kecilnya suatu hal.

Baiklah, di sini saya nggak membahas tentang pergeseran makna receh itu.

Ya, beberapa bulan lalu, saat menulis status demikian, saya dalam kondisi finansial yang memprihatinkan, sampai rasanya nggak mungkin bisa bertahan sampai tanggal gajian lagi tanpa pinjam uang dari orang tua :| Kondisinya sudah cukup memusingkan waktu itu.

Kemudian, tiba-tiba saya mendapat kontak dari seorang klien yang sudah cukup lama (sekitar 2-4 bulan) tidak ada kontak. Beliau kembali meminta tolong untuk menerjemahkan dokumen. Wow. Waktu itu saya benar-benar mengalami bahwa Tuhan memang luar biasa tahu kebutuhan anak-anakNya. So, praise the Lord! 😊😃

Another time... 

Ini terjadi waktu saya masih kuliah. Sistem perpustakaan di kampus mencatat bahwa saya belum mengembalikan sebuah buku Bahasa Korea yang pernah saya pinjam, padahal sudah saya kembalikan sejak seminggu sebelumnya. Lantas, saya disuruh petugas perpustakaan mencari buku tersebut di raknya untuk diproses kembali. Kurang beruntungnya, entah bagaimana buku itu belum ada di rak, di bagian sirkulasi pun tak ada, buku itu menghilang secara misterius, dan saya nyaris disuruh mengganti buku tersebut karena ketiadaannya. Waktu itu saya sempat kesal 😞 merasa ini bukan salah saya, kenapa harus saya yang ganti? Info aja, bukunya buku impor yang cari di toko buku lokal pun nggak ada, pas saya lihat di situs belanja online, harganya cukup untuk cetak hardcover skripsi saya kemarin dan belum termasuk ongkir dari Korea :")

Minggu demi minggu, saya dengan setia ke perpustakaan untuk mengecek status buku siluman tersebut. Hingga pada akhirnya, ketika sudah putus asa, saya sudah berniat pre-order buku tersebut, di akhir semester, saya iseng mengecek status peminjaman buku saya.

JENG JENG!

Status peminjaman buku saya, yang tadinya masih tercatat judul buku siluman itu, tiba-tiba sudah bersih begitu saja. Yeay! Berarti saya gak kena denda dan saya gak harus mengganti buku tersebut :") Bersamaan dengan itu, saya juga dapat kabar dari situs belanja online tempat saya memesan, bahwa buku tersebut sudah tidak diproduksi lagi sehingga pesanan saya tidak bisa diproses. Entah ini kebetulan atau bagaimana. Tapi, waktu itu saya merasa amazed sekali hahaha...

Yang paling baru...

adalah kasus limitasi akun PayPal saya.

Entah bagaimana akun PayPal saya terkena limit sehingga saya terancam tidak bisa menarik uang yang ada di dalamnya. This is a bad thing karena jumlah uangnya cukup besar dan statusnya masih ditahan. Fyi, kebodohan saya di sini adalah mencoba memverifikasi akun dengan menggunakan kartu kredit virual alias VCN. Saya sangat-sangat-sangat tidak merekomendasikan bagi teman-teman untuk melakukan hal ini. Beneran, kalau udah kena problem, ribet banget.

Akhirnya, saya mencoba mengirim email ke PayPal, curhat kenapa akun saya kena limit, kenapa saya nggak bisa memverifikasi kartu yang saya masukkan. Dan karena saya nggak sabaran, saya dengan impulsif membeli paket telepon keluar negeri (pusat kontak PayPal pakai nomor Singapura, btw) dan menelpon PayPal. Setelah curhat ternyata ada data yang salah saya masukkan dan mereka mau data tersebut dikirim ulang, baru bisa diproses kemudian. Oke, baiklah. Akhirnya saya membereskan data tersebut. Kemudian saya dapat kabar lagi melalui email kalo bank yang menerbitkan kartu (VCC) yang saya masukkan ke PayPal kemungkinan tidak mengotorisasi PayPal untuk membayar atau gimana... akhirnya telepon ke Bank BNI dan kembali curhat lagi soal VCN, dan kembali mbaknya bilang VCN memang tidak dianjurkan untuk digunakan di PayPal 😐 dan solusi satu-satunya adalah memohon PayPal memberikan solusi bagi masalah ini.

Sebenarnya, saya agak takut juga mengakui saya memakai VCC untuk PayPal karena ini mainannya uang dan saya takut disangka melakukan fraud (sejenis penipuan?) karena pake VCC untuk PayPal. Tapi, demi masalah selesai, akhirnya terpaksa kirim email, mengakui pakai VCC dan kemudian pasrah mau bagaimana solusinya.

Dan secara tiba-tiba, beberapa hari yang lalu, perwakilan PayPal di Indonesia menelpon, mencoba mendengarkan masalah, kemudian ia mengatakan bahwa saya akan dihubungi dari Malaysia atau Singapura dari bagian yang menangani limitasi akun. Agak lega, gak perlu nelpon ke sana hehe... Dan lega juga, nggak disangka melakukan penipuan karena pakai VCC haha...

Akhirnya sebuah nomor dari Malaysia menelpon sehari setelahnya, mereka mengatakan limitasi akun akan dicabut dengan menghapus VCC dalam akun tersebut. Saya lega luar biasa :") Another problem solved. Paketan telepon keluar negeri yang sudah saya beli akhirnya nggak terpakai :") (karena pas nelpon ke SG yang pertama kali lupa pakai kode sambungan jarak jauh, sehingga pulsa yang kepotong *kebodohan lagi*). Paketan itu akhirnya saya gunakan buat kontakan sama teman yang lagi belajar di Korea :") malah bisa kepake buat pelayanan :")

Ceritanya panjang dan berbelit ya? Hahaha...

Kemarin saya memikirkan tentang beberapa orang yang saya kenal, mereka punya kesempatan untuk belajar ke luar negeri secara gratis, ikut ini itu, ke mana-mana... tapi saya masih di sini-sini aja. Saat saya berpikir, "God, why don't You send me there? God, why don't I get the same chance to do that?"
But I realized maybe God bless me in this kind of small-remeh-receh thing, dalam kejadian-kejadian yang sudah gue ceritakan di atas. Mungkin buat beberapa orang, hal-hal itu receh banget, tapi buat gue, this is how He shows His love and inclusion.
From time to time, we may think that God only works in grandeur things, in things that look so grand and big, but now we know, He cares and works even for the smallest thing.
May this strengthened you as much as it has strengthened me.

No comments:

Post a Comment