Entah ada apa dengan hari(-hari) kemarin.
Ya, gue menulis ini pada tanggal 6 April dan kejadian ini terjadi pada tanggal 5 April (dan kemudian nge-post ini 7 April, wew -_-). Gue sedang berada di sebuah restoran cepat saji, menunggu waktu mengajar sambil mikir-mikir buat skripsi. Kemudian handphone gue berbunyi. Ada panggilan dari nomor tidak dikenal. Tadinya gue hampir mengabaikan telepon tersebut. Tapi gue pikir, ya coba ajalah diangkat, barangkali penting. Intinya, setelah gue mengangkat telepon tersebut, gue ditawari sebuah pekerjaan idaman gue. Gue sudah melamar pekerjaan ini sejak berbulan-bulan lalu sebenarnya, sampai gue sendiri udah lupa karena memang nggak ada email balasan dan gue sudah pasrah aja.
Kemudian si penelpon menjelaskan perihal dari mana ia menelpon dan gue ditanya apakah masih tertarik dengan pekerjaan tersebut. Wah, spontan gue jawab, masih tertarik. Pekerjaan yang gue idamkan (bisa dibilang demikian), di perusahaan yang gue pikir juga baik. Gue menjelaskan bahwa kondisi gue saat ini sedang skripsi dan masih ngambil kelas di perkuliahan, jadi untuk masuk full-time lima hari seminggu dan jam kerja itu agak perlu dipertimbangkan. Awalnya si penelpon berkata, nanti coba ditanyakan dan akan dikabari kelanjutannya. Well, gue awalnya sudah berekspektasi tinggi, bahkan sudah berandai-andai kalau diterima. Mungkin asyik. Kemudian ya gue mengakhiri telepon tersebut.
Di hari yang sama, pada akhirnya gue dikabari kembali bahwa gue tidak bisa mengisi posisi tersebut karena gue harus masuk full-time di kantor, yang berarti dengan status gue yang masih mahasiswa ini belum memungkinkan. Hm... bagaimana gue mendeskripsikan perasaan gue? Kacau. Haha... enggak kacau-kacau banget sih, tapi ibaratnya gue semacam kiper yang sudah memegang bola di tangan, tapi gue malah melakukan blunder dan bola itu terlepas, masuk ke gawang sendiri. Gue sih awalnya oke-oke aja pas di tempat itu. Tapi gue kembali berpikir, duh God, kok rasanya aku ini belum berhasil melakukan apa-apa ya. Teman-temanku yang lain udah pada kerja, magang, kayaknya enak gitu. Aku ini masih miskin pengalaman. Ada kesempatan buat mendapat pengalaman, malah lepas begitu aja :(
Sebenernya, bukan hanya hal ini aja yang terjadi dan membuat gue sempat kehilangan harapan akan banyak hal. Ada satu hal lain lagi yang tidak bisa gue ceritakan di sini. Gue jadi merasa kenapa gue nggak bisa menggapai A, B, C, D, dst... banyak hal yang gue inginkan tapi kayaknya terlepas begitu saja. Entah apakah gue yang kurang usaha atau memang sebenarnya hal tersebut memang sejak awal bukan buat gue kerjakan...
Sesungguhnya pagi itu gue mendapatkan bahan bacaan dari kitab Yeremia pada bagian di mana ia diutus sama Tuhan tapi ia menolak karena ia merasa ia masih muda dan nggak pandai berbicara. Tapi toh pada akhirnya Tuhan tetap suruh dia pergi, ke mana Tuhan suruh ia beritakan Firman Tuhan, Tuhan mau Yeremia tetap jalan.
Sebenernya dari bagian itu, gue mendapatkan bahwa kita perlu ketaatan sama apa yang sudah Tuhan perintahkan, dan kesetiaan pada perintah tersebut. Momen dimana gue tidak mendapatkan pekerjaan yang gue idamkan mungkin sebenarnya kasih yang Tuhan tunjukkan untuk mengingatkan gue buat setia dan taat sama apa yang akan Ia bukakan untuk gue ke depannya. Sekaligus, mungkin juga Ia mengingatkan bahwa gue masih punya tanggung jawab yang belum selesai gue kerjakan.
No comments:
Post a Comment