Gue merasa amazed dengan kehidupan ini terkadang. Bulan lalu saat wisuda, gue ketemu dengan temen masa sekolah yang kuliah di tempat lain dan pertemuan kami benar-benar tanpa disengaja. Minggu lalu, gue mendapat kabar seorang teman SMA gue akan menikah minggu ini, orang yang paling nggak gue sangka-sangka juga. Terakhir, malam ini, gue kembali kaget mendengar kabar tentang teman SMA gue yang pernah duduk di depan gue.
Gue pernah juga menceritakan dia di sini. Dia adalah si A. Malam ini, gue menerima chat dari teman gue, G. Dia menyebut-nyebut nama si A. Gue pikir apakah si G sedang sama si A, dan A membajak ponselnya? Kemudian G menyebut, "A meninggal, Le."
Gue kicep.
"Yang bener?"
Pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulut gue.
Usut punya usut, cari punya cari, kabar tersebut benar demikian adanya. Kecelakaan. Gue semakin kicep. Sebenarnya, niat gue malam ini adalah membuat conference chat dengan teman-teman, gue termasuk G, I, A, dan An. Mau ngajak mereka untuk bareng pergi ke pernikahan seorang teman SMA gue, si B. Apalagi gue dan si An baru berkomunikasi untuk ngajak si A pergi juga.
Tapi ternyata takdir memang harus berkata lain.
Gue dan A ini termasuk akrab saat SMA. Ketawa bareng, nangis bareng, mengenang cinta yang lama bareng, cerita-cerita dari yang paling bikin ngakak, paling bikin nangis, paling bikin kicep, pernah kita bagi bareng-bareng. A adalah orang yang memeluk gue dan yang gue suka dari si A adalah dia orang yang gak pernah milih-milih temen sehingga gue nyaman aja berkawan sama dia.
Kita terakhir kali makan bareng itu tahun 2012, awal kuliah. Sampai saat ini, gue dan A tidak pernah bertemu lagi. Chatting pun jarang. Gue inget, suatu hari si A pernah telepon pagi-pagi. Intinya ngajak gue cabut karena dia lagi males. Permintaan itu nggak bisa gue sanggupi karena siangnya gue ada kuliah dan harus siap-siap dari pagi. Gue memintanya main aja ke UI, Depok. Tapi toh hal itu tidak terlaksana. Gue nggak pernah chatting lagi sama dia sejak saat itu. Gue selalu berpikir untuk nge-chat sekali-kali tapi gue selalu mikir juga "Nanti ajalah. Lagi ada kerjaan lain.". Sampai pada malam ini, nanti ajalah itu gak akan bisa gue wujudkan lagi.
Gue selalu punya beragam kesempatan dan tiap-tiap hari untuk sekedar nanyain kabar dia, say hi, atau bahkan gue bisa dengerin curhatan dia. Dari kejadian ini, jujur gue belajar satu hal. Nggak ada kata terlambat dan nggak ada kata nanti untuk menjalin komunikasi. Apalagi dengan kawan lama yang sudah kayak saudara lo sendiri.
When you have to say hi, just say it. When you can love, just love. When you can listen, just listen. Before it's too late and you'll never get the chance again.
Selamat jalan, sobat. Lo tau gue akan selalu kangen sama lo, gue kangen juga buat dipeluk dan meluk elo. Semoga kita bisa berpelukan lagi pada satu ketika.
No comments:
Post a Comment