2.09.2017

If Only We Can See The Future...

Gue termasuk orang yang masih suka nonton drama-drama Korea. Walaupun sebenarnya hal ini menurut gue sudah nggak terlalu penting untuk dilakukan oleh pekerja macem gue (karena nonton drama Korea menyebabkan waktu tidur berkurang dan berekspektasi lebih pada realita yang nyatanya jauh sekali dari drama), gue terkadang masih suka aja nonton dan update informasi dari temen-temen sekantor.
"Eh, gimana cerita Goblin? Pedangnya kecabut nggak?" 
"Lah terus Goblinnya gak mati tapi idup lagi?" 
"Gue nggak mau denger kalian spoiler Goblin!"
Yap. Inilah perbincangan di kantor belakangan. Oke, lupakan Goblin. Kalau gue perhatikan, akhir-akhir ini drama Korea banyak yang mengambil plot cerita tokohnya bisa melihat masa depan. Entah si tokoh bisa jadi time-traveler atau memang bisa melihat masa depan orang lain. Contohnya ya sebut saja Goblin. Ketika si tokoh utama pria, Kim Shin (diperankan oleh Gong Yoo) bisa melihat masa depan si tokoh perempuan, Eun-tak (diperankan oleh Kim Go-eun). Ketika Kim Shin melihat di dalam masa depan Eun-tak ada kejadian yang tidak baik akan menimpanya, Kim Shin ini berusaha buat menyelamatkan Eun-tak dari hal tersebut.

Gambar diambil dari laman Asia Starz
Oke, sekali lagi lupakan Goblin. Sounds interesting ya bisa melihat dan mengetahui masa depan? Sepertinya begitu.

And wait. Let's see another drama. Ada satu drama lain yang gue juga lagi tonton. Baru jalan dua episode, tapi gue rasa gue udah dapet moral story dari cerita ini. Drama ini judulnya Tomorrow With You. Entah ketularan Goblin apa gimana, tokoh utama pria dalam cerita ini juga bisa melihat masa depan. Caranya adalah dengan menjadi time-traveler. Adalah Yoo So-joon, pria yang selamat dari sebuah kecelakaan besar, yang bisa berjalan menembus ruang dan waktu ketika dia naik kereta dari stasiun tertentu. So-joon bisa berjalan-jalan ke masa depan dan mengetahui apa yang terjadi dengan orang-orang di sekitarnya. Sampai satu hari, dia melihat dirinya sendiri mati bersama dengan seorang wanita dalam kecelakaan mobil, tiga tahun kemudian. So-joon kemudian penasaran apa hubungannya dengan wanita ini.
Gambar diambil dari laman AsianWiki
Ada adegan tertentu yang menurut gue cukup menarik. Suatu malam, teman-temannya So-joon lagi ngumpul dan minum-minum (budaya Korea banget). Teman So-joon (Sung-min) cerita bahwa dia baru putus sama pacarnya padahal dia serius banget sama cewek ini. Teman lain (Gi-dung) menimpali dengan menyemangati supaya mereka balikan aja. Tetapi, datanglah si So-joon bilang, "Lo mau balikan? Cari aja perempuan lain. Toh begitu ketemu perempuan baru, lo juga bakal bilang lo serius sama dia." Tentunya Sung-min kesal karena kata-kata si So-joon yang seolah memandang rendah perkara cinta. Ketika sudah mau adu mulut lebih lanjut, So-joon dan Sung-min dilerai. So-joon juga kesal dan terbawa emosi hingga akhirnya meninggalkan mereka. Kemudian, Gi-dung menyusul So-joon dan terjadilah percakapan begini:
"Elu nggak bisa maklumin Sung-min? Dia kan lagi susah karena baru putus sama pacarnya," kata Gi-dung.
"Gue bilang gitu karena gue udah tau. Dia bakal balikan ke pacarnya nanti. Kemudian dia bakal kerja di Kanada, terus ketemu perempuan lain, putus sama pacarnya yang sekarang. Dia pacaran deh serius sama perempuan di Kanada itu. Toh dia bakal putus juga kan?" So-joon menjawab dengan apatis.
"Gue nggak tahu harus bilang apa sama lo. Gue nggak pernah hidup seperti lo. Lo emang bisa hidup di masa depan dan hidup di masa sekarang pada waktu yang sama. Tapi... buat gue dan orang lain, buat Sung-min, kita cuma bisa hidup di masa sekarang dan berusaha yang terbaik," Gi-dung menjelaskan.
Bener juga kalau dipikir kata-kata si Gi-dung. Kita nggak punya apa-apa selain masa sekarang. Kita bisa merencanakan masa depan ini dan itu, mau begini dan mau begitu. Tapi, kita saat ini hidup untuk masa sekarang. Apa yang kita lakukan sekarang, berpengaruh di masa depan, lebih lagi, pada kekekalan setelah kita mengalami kematian jasmani.

Beberapa mungkin dikaruniai kemampuan buat bisa melihat masa depan, tapi kebanyakan tidak memiliki kemampuan spesial tersebut. Mungkin hal-hal seperti ini ditutupi dari kita supaya kita bisa mengambil kesempatan dan melakukan yang sebaik-baiknya pada masa sekarang tanpa takut pada apa yang terjadi di masa depan.

Gue jadi teringat pada ayat renungan berapa waktu yang lalu.
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. -Pengkhotbah 3:12 TB-
Tidak dapat melihat masa depan membuat kita menyadari keterbatasan kita dalam memahami Allah yang tidak terbatas, Allah yang eksis dari kekekalan lampau sampai kekekalan yang akan datang.

No comments:

Post a Comment